Beberapa semburan gas, air dan lumpur ketika melakukan pengeboran air sering menganggu. Gas yang sering terkandung dalam semburan ini adalah gas metana ini merupakan gas yang mudah terbakar. Dan apabila diketahui jumlahnya serta keberadaannya tentunya gas metana ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Bagaimana caranya ?
😦 “Naah, gitu dong Pakde. Jangan hanya menakuti gas rawa yang sebenernya juga sumber energi ini”
😀 “Segala sesuatu akan ada hikmahnya, Thole”
Apakah Gas Rawa atau Gas Biogenik itu ?
Gas biogenik adalah gas methane / metana (CH4) yang memang sudah sangat akrab dengan kehidupan manusia karena sangat umum ditemukan di mana saja di permukaan bumi ini. Gas ini dapat terbentuk dari tiga proses utama yaitu (Schoell, 1988):
- Fermentasi bakteri anaerobik pada sampah, kotoran ternak atau sejenisnya. Gas yang dihasilkan proses ini disebut biogas methana atau gas biomasa.
- Fermentasi bakteri asetat pada lapisan sedimen yang kaya zat organik (gas charged sediment) secara kimiawi: CH3COOH –> CH4 + CO2.
- Proses reduksi CO2 oleh bakteri dari batuan volkanik atau magmatik alami secara kimiawi: CO2 + 2 H2O –> CH4.
Gas methana (CH4) merupakan gas hidrokarbon yang mudah terbakar, memiliki rantai carbon terpendek (C1) sehingga merupakan gas yang paling ringan, yaitu sekitar 0,7 lebih ringan dari udara, sehingga jika tersebar diudara akan langsung menguap naik ke atmosfir. Namun demikian, jika digunakan sebagai sumber energi termasuk jenis bahan bakar yang ramah lingkungan, karena hasil pembakarannya mengeluarkan carbon dioksida (CO2) dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan jenis bahan bakar hidrokarbon lainnya.
Eksperimen membakar gas metana dibawah ini memperlihatkan bagaimana mengumpulkan dan membakar gas metana. HARUS HATI-HATI karena ini dapat membakar hutan.
Dimana saja ada gas rawa ini ?
Gas rawa yang dapat dimanfaatkan tentunya yang sudah ‘terkumpul’ atau terjebak pada batuan atau masih berada pada gambut (peat). Menurut penelitian dinas ESDM Jawa Tengah diketahui beberapa daerah yang memiliki potensi gas rawa atau biomassa ini. Yaitu meliputi
- Kabupaten Sragen
Meliputi Ds. Made Kec. Ngrampal dengan cadangan sebesar 0,984 juta SCF - Kabupaten Magelang
Dsn. Candirejo Ds. Kaliduren Kec. Borobudur dengan cadangan 8,47 juta SCF - Kabupaten Pemalang
Dsn. Rakim Ds. Karangmoncol Kec. Randudongkal dengan cadangan sebesar 3,03 juta SCF - Kabupaten Benjarnegara
Dsn. Simpar Ds. Pegundungan Kec. Pejawaran dengan cadangan sebesar 1,63 juta SCF.
Kemunculan gas biogenik ke permukaan sering dijumpai di rawa atau sawah, sehingga disebut gas sawah atau gas rawa. Gas ini umumnya tidak berbau, mudah terbakar, bertekanan rendah, dan muncul sebagai rembesan gas pada daerah yang cukup luas. Akumulasi gas ini di bawah permukaan terperangkap pada kantong-kantong atau poket gas sehingga akumulasinya tidak melampar luas seperti pada cekungan gas alam lainnya.
Menurut penelitian Badan Geologi ESDM, pemanfaatan gas biogenik untuk tujuan komersial memang masih memerlukan kajian yang lebih mendalam terutama dalam menentukan potensi cadangan serta proses pemanfaatannya. Namun demikian dengan telah diproduksinya jenis generator yang secara khusus dirancang menggunakan bahan bakar methan oleh China (generator 500 KVA CC500MG), dan Australia (Electrum AS3010 methane gas powered generator) telah memungkinkan pemanfaatan gas biogenik ini untuk dikonversikan secara ekonomis menjadi tenaga listrik skala kecil, terutama bagi masyarakat di kawasan terpencil yang jauh dari jangkauan jaringan listrik PLN. Selain itu, beberapa peralatan lainnya yang telah diproduksi mengunakan bahan bakar gas biogenik adalah water heater dan methane boiler.Hasil pemetaan PPPGL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) sejak tahun 1990-an, memperlihatkan bahwa di sepanjang kawasan perairan pantai utara Jawa, pantai selatan Kalimantan, pantai timur Kalimantan, dan pantai barat Sumatera merupakan kawasan yang potensial sebagai sumber gas biogenik ini karena memiliki sejarah geologi pembentukan sedimen sungai dan rawa purba yang mirip dengan terbentuknya gas biogenik di muara sungai Hangzhou dan Yangtze. Di China, gas biogenik ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri kecil. Namun demikian, masih belum diperoleh perkiraan harga komersialnya, karena umumnya infra struktur pemboran dan pipanisasi gas ini secara langsung ditanggung oleh pemerintah China.
Mau mencoba ?
Mirip dengan pengumpulan gas sampah. Untuk mengumpulkan gas rawa dapat dilakukan dengan membuat sumuran yang dibuat dengan pipa pralon yang berlubang-lubang. Tujuannya untuk mengekstrak gas yang dihasilkan oleh tanah rawa, maupun sampah
Filed under: Dongeng Geologi |
Gas rawa lebih banyak karena biogenic proccess, sedangkan CBM lebih banyak pada thermogenic gas, bersamaan dengan proses coalification.
Assalamualaikum, pak apakah terdapat perbedaan antara gas rawa yg bapak sebutkan diatas dengan gas CBM. Secara, keduanya sama-sama mengandung metana?.
Terima kasih sebelumnya,
Salam.
Hadis, mahasiswa teknik geologi upn, 2011
mudah mudah bisa di implementasikan nihh
Pak Rovicky, Salam kenal…saya Galih, sekarang bekerja di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi…
bisa mohon referensi atau jurnal atau laporan terkait sumur resapan gas metana..??
Sepertinya sangat sederhana dan aplikatif kalo untuk masyarakat terpencil, misalnya di pedalaman Kalimantan.
Trims,
Galih
[…] Memanfaatkan Gas Rawa Untuk Sumber Energi […]